ALIEN/FAJAR
MENJADI pelaksana upacara dan mahir dengan LKBBnya, ekskul Paskibra jagonya. Ekskul ini memiliki anggota yang selalu punya andil di setiap hari kemerdekaan tanah air, menjadi pengibar bendera pusaka. Bahkan salah satu anggotanya tercatat sebagai paskibraka nasional 2011, Nizar Wahyu Maula. Pembina ekskul ini Drs H Muhammad Ali dan diketuai oleh Anugrah. (rk4)
Di Kabupaten
Bone, sekolah ini cukup dikenal karena prestasinya. Seiring
perkembangannya yang cukup pesat, sekolah yang berdiri di pusat kota
tersebut kini menjadi sekolah favorit di Kabupaten Bone, ungkap A. hemanto, S.Pd (Pembina OSIS Smansa).MENJADI pelaksana upacara dan mahir dengan LKBBnya, ekskul Paskibra jagonya. Ekskul ini memiliki anggota yang selalu punya andil di setiap hari kemerdekaan tanah air, menjadi pengibar bendera pusaka. Bahkan salah satu anggotanya tercatat sebagai paskibraka nasional 2011, Nizar Wahyu Maula. Pembina ekskul ini Drs H Muhammad Ali dan diketuai oleh Anugrah. (rk4)
Sang kepala sekolah, Drs Masseppirang M.Si yang ditemui di ruang kerjanya menceritakan
sekilas mengenai perkembangan SMAN 1 Watampone. Smansa, begitulah sebutan yang akrab dikenal masyarakat Bone, sama seperti sekolah kebanyakan. Namun, lokasinya yang sangat strategis, di daerah perkotaan, mendorong besarnya minat siswa yang mendaftar. Hal tersebut pun memotivasi pihak sekolah untuk semakin meningkatkan kualitas Smansa.
Tentu saja karena banyak faktor, sekolah tersebut lama-kelamaan makin dipercaya masyarakat. Alumni Smansa memberikan bukti nyata. Berbagai prestasi serta kelulusan alumni di berbagai universitas ternama, mencatat sejarah dalam track record. Akhirnya, pada tahun 2003 Smansa Watampone dinobatkan menjadi sekolah unggulan oleh tingkat provinsi. Kemudian sekolah memberlakukan proses penyeleksian yang ketat. Tak ada kata nepotisme dan sebagainya, semua murni berdasarkan nilai rata-rata murid yang mendaftar.
Tahun berikutnya, lahir prestasi demi prestasi. Delapan alumni pada tahun 2004 masuk sepuluh besar sebagai siswa berprestasi tingkat provinsi. Kemudian pada tahun yang sama, salah satu siswanya meraih Juara I, di bidang Bahasa tingkat Sulsel. Lalu pada tahun 2005, perwakilan Smansa Watampone untuk kedua kalinya terpilih menjadi salah satu Paskibraka Nasional setelah tahun 1985. Dan tahun 2011, seorang siswa kembali mewakili Sulsel. Hal tersebut merupakan kebanggaan keluarga besar Smansa Watampone serta masyarakat Sulawesi Selatan.
Prestasi signifikan yang ditunjukkan siswa menarik perhatian banyak orang. Tak terkecuali pihak lain, instansi maupun pemerintah. Bantuan pembangunan sekolah pun berdatangan. Sebut saja bantuan dana APBN pendidikan dan Direktorat Jakarta yang membantu pembangunan sekolah.Sarana dan prasarana memang penting sebagai wujud pembenahan sekolah. Kepercayaan tersebut digunakan sebaik-baiknya oleh pihak sekolah. Semuanya demi memadainya fasilitas dan standarisasi sekolah unggulan.
Saat ini, Smansa menetapkan jumlah siswa per kelasnya. Setiap kelas berjumlah maksimal 27 orang demi efektivitas PBM. Ada belasan ekskul yang menjadi wadah aktualisasi siswa. Tak jarang, siswa berprestasi lahir dari pengembangan diri tersebut. Selain itu, sistem bebas tes diberlakukan bagi mereka yang mendapat peringkat 1-3 di SMP nya. Masseppirang mengatakan, rencananya, tahun 2012-2013 siswa akselerasi juga bisa masuk bebas tes di Smansa. Sekolah tersebut meyakini, input yang berkualitas akan menghasilkan output yang lebih berkualitas.
Tak dipungkiri, semakin berkembang sekolah tersebut, tantangan yang menghadang juga semakin besar. Namun, sang kepala sekolah kerap mengingatkan tenaga pengajar agar tetap menunjukkan kinerja yang memuaskan. "Kita tidak usah menggubris gangguan-gangguan. Tetap jaga integritas dan bekerja semaksimal mungkin. Semuanya untuk kemajuan sekolah dan lahirnya generasi muda berkualitas,"ungkapnya. (nurul)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar